Tugas Reportase 2 (Kehidupan Mahasiswa Kost)

KEHIDUPAN MAHASISWA “KOST”
Pewawancara : Muhammad Nuh Nurkholid
Narasumber    :
Nama              : Yanda Desanda
Tempat, tanggal lahir : Kuningan, 18 Desember 1995
M.Nuh Nurkholid (Kiri), Yanda Desanda (Kanan)
            Kost atau Ngontrak memang bukanlah suatu pilihan, tetapi adalah suatu yang harus di jalani ketika kita kuliah jauh dari rumah atau kuliah di luar kota. Kata Kost sendiri memang sudah tak asing di telinga kita, apalagi di kota-kota besar, kawasan pabrik dan kawasan mahasiswa pasti terdapat tempat menginap atau sering kita sebut dengan istilah “Kost-kostan”. Seperti yang di alami oleh narasumber yaitu Yanda Desanda, Yanda berasal dari Kabupaten Kuningan Jawa Barat dan ayahnya bekerja di Dinas Kab. Kuningan sebagai PNS dan ibunya menjadi Guru PNS, ia harus nge-kost karena ia kuliah jauh dari rumahnya, ia sekarang kuliah di jurusan Arsitektur Universitas Gunadarma Karawaci, pada awalnya ia menginginkan mendapatkan kampus di daerah depok, tetapi karena masalah kuota yang sudah penuhbdi Depok, akhirnya ia memutuskan untuk kuliah di kampus K atau kampus Karawaci, “Pas daftar di Universitas Gunadarma, memang saya menginginkan untuk kuliah di Depok, karena di sana banyak teman yang dari satu SMA di Kuningan, terus juga saya punya saudara di daerah Srengseng deket Depok, jadikan enak kalau ada apa-apa bisa ke saudara, tetapi karena kuota di Depok yang sudah penuh, akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di kampus Karawaci, ya lumayan sedih juga sih karena tidak ada teman, tapi ini harus di jalani” Jelasnya. “Jika seorang mahasiswa terus memutuskan untuk ngekost, kalau bisa usahakan ngekost di kostan yang mayoritas dalam satu komplek tersebut mahasiswa, supaya nanti ita bisa belajar bareng, sharing tentang perkuliahan, dan tentunya bisa main bareng” lanjutnya.
            Kata pemuda yang pernah mencoba daftar kuliah di FSAPPK-ITB (Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan, Perancangan Kota) Institut Teknologi Bandung dan Arsitektur Universitas Diponegoro Semarang ini pun anak kost harus bisa memanage waktu, uang dan fikiran, “Ya mahasiswa yang ngekost harus bisa memanage waktu, misalkan waktu buat bersih-bersi rumah, nyuci, nyetrika dan sebagainya, selain itu juga waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas harus di management dengan baik, dan untuk masalah biaya hidup Saya di kasih sama orang tua perbulan paling sedikit tuh Rp. 800.000 dan paling banyak Rp. 1.500.000 belum termasuk biaya buat kost, dan buat makan per hari paling hemat Rp.15.000 dan paling boros bisa sampai Rp.30.000 perhari, terkadang uang tuh kepakai ga jelas, terkadang juga saya kekurangan uang, jadi misalkan uang Rp.50.000 di perkirakan habis untuk 2 hari, tapi ini malah habis sehari dan solusinya pinjam ke temen sambil nunggu kiriman dari orang tua, hehehe” Ucapnya, “ Ya fikiran juga harus di manage lah, selain kita harus memikirkan kuliah, kita juga harus memikirkan kesehatan kita, jangan sampai sakit” tandasnya. Dan saat di Tanya apakah keuntungan dan kerugian anak kost, Yanda menjawab “Kalau cowo seperti kita, kost justru di jadikan ajang buat belajar mandiri dan mengurus diri sendiri sebelum kita mengurus juga memimpin keluarga kita nanti”.

            Yanda berpesan kepada anak SMA atau calon Mahasiswa yang ingin kuliah di luar kota, “ Adik-adik calon Mahasiswa yang ingin kuliah di luar kota, harus persiapkan mental karena jauh dari orang tua tuh tidak mengenakkan, harus pintar beradaptasi, pintar memilih teman dan pintar memanage waktu, uang dan fikiran. Jika adik-adik ragu, maka kuliahnya di daerah terdekat saja, toh ada kan kampus di daerah juga” pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA POSITIVISME, KONSTRUKTIVISME DAN KRITIS DALAM KOMUNIKASI

ORGANISASI PROFESI

AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN BUDAYA BARAT